WELCOME TO MY BLOG

ENJOY THE BLOG (^^,)

Minggu, 05 Februari 2012

Sistem AC (Air Conditioner)

Kompresor
BERFUNGSI sebagai alat yang mengkompresikan gas refrig­erant atau sering disebut freon ke dalam kondesor. Kompresor di gerakkan oleh belt yang berhubungan dengan putaran mesin. Makanya, perlu sedikit perlakuan khusus, agar umur komponen dapat lebih panjang. Seperti saat mengaktifkan AC, putaran mesin tidak boleh lebih dari 2.000 rpm. Begitu pula setelah AC aktif, putaran mesin sebaiknya tak lebih dari 4.000 rpm. Ini untuk mencegah terjadinya kemacetan kompresor. Dengan rpm tinggi, gesekan yang terjadi akan meningkat dan membuat komponen bergerak di dalamnya memuai kalau hendak ngebut, matikan saja AC. Tanda awal dari kerusakan dapat dideteksi dari bunyi kasar pada kompresor. Tapi agar lebih pasti, dapat dicek di bengkel khusus AC untuk mengukur tendangan kompresi yang mampu dihasilkan.


Kondensor
Di peranti ini, pelepasan panas pada sistem penyejuk kabin dilakukan. Freon bersuhu panas dikompresi agar cair kembali. Makanya, kisi pada kondesor menjadi perhatian saat perawatan berkala. "Minimal 3 bulan sekali, harus dibersihkan dengan cara disemprot air," ujar Tannal Ghandra, spesialis AC dari bengkel Vent's di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Bila lalai dilakukan, kondesor akan sulit melepas panas. Lemahnya extra-fan juga berpengaruh pada tingginya suhu kondesor. Bila didiamkan terus, hembusan dingin AC di kabin akan berkurang dan dapat pula menyebabkan saluran di dalam kondensor mampat akibat oli yang mengering. Kondensor yang mengalami kebocoran ringan masih dapat ditambal dengan las aluminium.
Katup Ekspansi
PERANTI yang melekat pada evaporator ini berfungsi mengubah freon menjadi gas. Semakin baik daya semprotnya, akan membuat AC semakin dingin. Karena itu, kebersihan freon menjadi penting. Tersumbatnya katup ekspansi dapat mengakibatkan AC menjadi kurang dingin. Apabila didiamkan dapat berakibat mampat dan merusak komponen AC lainnya.


Evaporator

FUNGSINYA terbalik dengan kondensor. Di bagian inilah, hembusan udara dingin yang Anda rasakan berasal. Diubahnya kembali cairan freon menjadi gas oleh proses ekspansi, membuat evaporator kehilangan tekanan dan menjadi dingin. Evaporator yang dingin, lantas diterpa embusan angin yang berasal dari fan. Kebersihan karpet mobil juga perlu diperhatikan. Sebab, kotoran di karpet sangat potensial terisap blower AC dan akan bersarang pada evaporator. Dampaknya, kisi-kisi yang tertutup oleh kotoran membuat embusan menjadi berkurang dan mempercepat terjadinya korosi pada evaporator. Makanya, perlu dirawat setiap 30.000­-35.000 km atau setahun sekali. Evaporator juga dapat ditambal dengan las alumunium bila mengalami kebocoran ringan.


Thermostat

LETAKNYA menempel pada evaporator dan berfungsi sebagai licth yang memutuskan atau menyambungkan arus listrik ke kompresor. Thermostat ini terintegrasi oleh pengatur suhu ruangan. Bila suhu yang diinginkan telah tercapai, maka peranti ini akan menon-aktifkan kerja kompresor.
Refrigerant Dry
FUNGSINYA sebagai saringan di dalam sirkulasi sistem AC sebelum di salurkan ke katup ekspansi. Makanya perlu diganti setiap 100.000 km untuk mobil baru dan 60.000 km untuk mobil lawas. Untuk lebih pastinya, Anda dapat melihatnya pada sign glass. Bila mulai kecoklatan, berarti kondisinya telah kotor dan perlu diganti sebelum mampat. "Suhu pada refrigerant dry juga dapat dijadikan patokan kondisi AC. Bila dingin, berarti telah mampat," saran Suwartono, ahli dari bengkel AC makmur Jaya, Semarang.


Deteksi Kebocoran
KEBOCORAN pada sistem AC merupakan kerusakan yang sering terjadi. Dampak yang pertama kali dirasakan, tidak dinginnya sistem penyejuk kabin di kendaraan. Hal ini bisa terjadi mengingat pipa sambungan pada komponen di sistem AC menggunakan sil karet. Cara yang paling mudah mendeteksinya dengan mem­perhatikan terdapatnya lelehan oli di tempat terjadinya kebo­coran. Bila mesin jarang diber­sihkan, maka debu akan melekat pada lelehan tadi.

Tune Up Mesin Bensin


    Prosedur perawatan engine bensin
   Engine yang sudah dioperasikan akan mengalami perubahan fisik pada
   komponen-komponennya seperti pada : blok motor, kepala silinder,
   mekanik katup, poros engkol, kelengkapan piston, poros nok dan yang
   lainnya. Perubahan fisik tersebut  dapat mengganggu kinerja engine.
   Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perawatan secara
   rutin/berkala, agar tingkat perubahan yang terjadi dapat ditekan
   seminimal mungkin. Perawatan rutin komponen-komponen engine
   dilakukan tidak secara langsung pada komponen-komponen tersebut di
   atas, tetapi pada sistem-sistem yang mendukung kinerja engine. Di
   dalam industri perotomotifan perawatan rutin terhadap komponen-
   komponen engine disebut dengan Tune-up engine.
   Adapun perawatan yang dimaksud meliputi :           

1)    Perawatan Sistem Pendinginan
Gangguan pada sistem pendinginan secara umum akan berakibat 
meningkatnya suhu kerja engine yang akhirnya akan mengganggu
kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain : enaga  berkurang, bahan bakar boros, komponen-komponen engine mengalami kerusakan. pekrjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan meliputi :

a)    Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin
                           Periksa ketinggian air pendingin yang terdapat pada tangki
   Penampungan (Reservoir). Jika tinggi air kurang isilah hingga
   garis FULL.











                        Gb. Pemeriksaan tinggi air






b) Memeriksa kondisi air pendingin
Periksalah air pendingin kemungkinan kotor terdapat karat atau  tercemar oli.


 











Gb. Pemeriksaan kondisi air pendingin

  c) Memeriksa sistem pendinginan.
    Periksalah kemungkinan terjadi :
- Kerusakan fisik pada radiator atau slang radiator.
- Kerusakan pada klem slang radiator.
- Kisi-kisi radiator berkarat.
- Kebocoran pada pompa air, pipa radiator (core),penguras.




 











Gb. Pemeriksaan sistem pendinginan








d)   Memeriksa kerja tutup radiator
Dengan menggunakan alat tes tutup radiator (Radiator cap tester) periksalah kondisi pegas dan katup vakum dari tutup radiator. Tutup perlu diganti bila tekanan pembukaan dibawah angka spesifikasi pabrik, atau jika secara fisik rusak.
Tekanan pembukaan katup :
STD : 0,75 – 1,05 kg/cm2
Limit : 0,6 kg/cm2
(sesuaikan dengan ketentuan manual)






 













Gb. Pemeriksaan kerja tutup radiator

e)    Memeriksa tali kipas
- Tali kipas diperiksa secara visual kemungkinan terjadi :
                           Retak, perubahan bentuk, aus atau terlalu keras. terkena oli
                           atau paslin/grease.
-  Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan puli.



 






                                                        





Gb. Pemeriksaan tali kipas secara visual

f)      
g)    
h)    
i)     Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas.
Dengan tekanan 10 kg/cm2, tekan tali seperti pada gambar defleksi/kelenturan tali :
Pompa air – Alternator : 7 – 11 mm
Engkol – Kompressor : 11 – 14 mm
Bila tidak memenuhi spesifikasi pabrik lakukan penyetelan tali kipas dengan SST penyetel tali kipas.
Tegangan tali kipas :
Baru         : 100 – 150 Lbs
Lama        : 60 – 100 Lbs.
(sesuaikan dengan ketentuan manual)










 













Gb. Pemeriksaan tegangan tali kipas


 












Gb. Penyetelan tegangan tali kipas

2)    Membersihkan saringan udara/Air filter
Gangguan pada saringan udara akan berakibat tenaga engine berkurang dan bahan bakar boros. Adapun prosedur perawatannya seperti berikut :
- Melepas saringan udara dari engine. Jangan sampai ada
                         benda yang masuk ke karburator.
        - Hembuskan tekanan udara dari sisi dalam elemen.
        - Bila elemen rusak atau terlalu kotor supaya diganti.




 











Gb. Membersihkan elemen saringan udara

3)    Memeriksa Baterai
Kemampuan kerja baterai akan mengalami penurunan seiring dengan pemakaian. Kinerja baterai yang kurang baik akan menyebabkan : sulit untuk mentarter engine, gangguan pada sistem penerangan dan peralatan tambahan (assesoris).
Perawatan baterai meliputi :

a)    Pemeriksaan secara visual :
Periksa baterai kemungkinan :
- Penyangga baterai berkarat.
- Terminal longgar, berkarat atau rusak.
                           - Kotak baterai rusak atau bocor.



 
                       

                                   







                        Gb. Pemeriksaan baterai secara visual

b)   Mengukur berat jenis elektrolit
                           - Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer
                                      Berat jenis : 1,25 – 1,27 pada suhu 200 C
                           - Periksa jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian elektrolit
     harus berada antara garis Uper level dan lower level.



 












Gb. Pemeriksaan elektrolit baterai

4)    Memeriksa Sistem Pelumasan.
Sistem pelumasan merupakan bagian vital pada engine. Gangguan pada sistem pelumasan akan berakibat : suhu engine meningkat berlebihan, komponen-komponen engine cepat aus dan tenaga mesin akan terasa berkurang. Perawatan pada sistem pelumasan meliputi :
a) Memeriksa tinggi oli
Tinggi oli harus berada antara garis L dan F, bila kurang harus ditambah, periksalah kemungkinan ada kebocoran, dan   perbaikilah.
 









              Gb. Pemeriksaan tinggi oli

b) Memeriksa kondisi oli

Periksa oli kemungkinan kotor, tercemar air atau sudah berubah warna karena terbakar.




 











Gb. Pemeriksaan kondisi oli

c)    Mengganti saringan oli (oil filter)
- Membuka saringan oli dengan SST.
- Pasang saringan oli baru  dengan tangan sampai kencang.
- Hidupkan mesin dan periksa kebocoran.
- Matikan mesin dan periksa tinggi oli, bila kurang ditambah.






 










Gb. Melepas saringan oli



 










Gb. Memasang saringan oli





5)    Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi.
Busi adalah komponen yang memberikan loncatan api untuk proses pembakaran. Bila busi kotor, rusak akan berakibat : tenaga engine kurang, engine tidak dapat idel, pincang dan sulit distarter. Perawatan busi meliputi :

a) Pemeriksaan busi secara visual
    - Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir atau isolator.
    - Keausan pada elektroda.
    - Gasket rusak atau berubah bentuk.
    - Elektroda terbakar atau kotor berlebihan.



 







Gb. Pemeriksaan busi secara visual
b)   Membersihkan busi
- Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama.
- Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara
                             tekan.
   - Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator.



 













Gb. Membersihkan busi

c)    Menyetel celah busi
Memeriksa semua celah busi dengan alat pengukur celah. Jika diperlukan setelah celah busi dengan membengkokkan elektroda busi.











Gb. Penyetelan celah busi
6)    Memeriksa kabel tegangan tinggi
Gangguan kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat : engine sulit distarter, tidak dapat idel, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena tahanan kabel menjadi sangat besar.
                 Periksalah semua kabel tegangan tinggi tahanan kabel : kurang
                  dari 25 kW.




 














Gb. Cara melepas kabel busi



 















Gb. Cara memeriksa tahanan kabel busi

7)    Distributor
Gangguan pada distributor akan berakibat kinerja sistem pengapian tidak sempurna, yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine : engine sulit distart, tenaga kurang, panas berlebihan dan komponen-komponen utama engine cepat rusak. Adapun perawatannya meliputi:

a) Memeriksa tutup distributor
    Periksa tutup distributor serta rotor dari kemungkinan :
    - Retak, berkarat, kotor atau terbakar.
    - Terminal-terminal kotor atau terbakar.
    - Pegas karbon terminal tengah lemah atau macet.







 









Gb. Pemeriksaan tutup distributor

b)   Menyetel celah platina atau celah udara
- Jika platina aus, rusak atau terbakar ganti yang baru.
- Stel celah platina : celah blok : 0,45 mm
- Stel celah udara antara rotor dan proyeksi koil (pengapian
                               elektronik). Celah udara : 0,2 – 0,4 mm.


 












Gb. Cara penyetelan platina atau celah udara

c)    Memeriksa sudut Dwell
Periksa sudut dwell dengan Dwell tester.
Sudut dwell : 50 0 – 54 0


 










Gb. Pemeriksaan sudut dwell
d)   Memeriksa saat pengapian
Stel putaran mesin pada putaran idel, oktan selector pada posisi standar. Pada putaran maksimal 950 Rpm saat pengapian antara 5 0 – 15 0 sebelum TMA (sesuaikan dengan spesifikasi pabrik).
Penyetelan pengapian dengan merubah posisi distributor serta menggunakan alat Timing light.
Jangan menyetel dengan Oktan selector.









 













Gb. Penyetelan saat pengapian

e)    Memeriksa kerja governor advancer
- Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah
  putaran rotor dan dilepas.
- Rotor tidak boleh terlalu kendor.


 










Gb. Pemeriksaan Governoor advancer


f)     Memeriksa governor advancer dengan engine hidup
- Hidupkan engine dan lepaskan slang vakum pada
                               distributor. Saat pengapian berubah-ubah sesuai putaran
                               engine.







 













Gb. Pemeriksaan Governoor dengan engine hidup

g)   Memeriksa kerja Vacum advancer
- Hubungkan slang vakum pada distributor. Oktan selector
  akan berubah-ubah sesuai putaran engine.


 















Gb. Pemeriksaan Vacum advancer



8)    Menyetel Celah Katup
Perubahan pada setelan celah katup akan berakibat pemesukan gas baru dan pengeluaran gas bekas terganggu dan akan menyebabkan tenaga engine berkurang, putaran idel terganggu dan suara berisik.
Adapun prosedur penyetelannya sebagai berikut :

a)    Menepatkan tanda timing
- Panaskan engine kemudian matikan
- Tepatkan silinder no 1 pada TOP kompresi



 













Gb. Penepatan tanda timing











b)   Mengencangkan baut-baut kepala silinder dan penumbuk katup.
- Baut kepala silinder : 5,4 – 6,6 kg.m
- Baut penumbuk katup : 1,8 – 6,6 kg.m


 











Gb. Pengencangan baut kepala silinder dan penumbuk
katup.


c)    Menyetel Celah Katup
Celah katup diukur di antara batang katup dengan lengan penumbuk (Rocker arm).
Celah katup hisap : 0,20 mm, katup buang : 0,30 mm
(sesuaikan dengan ketentuan manual)



 















Gb. Penyetelan katup TOP kompresi silinder 1

Putar satu kali putaran (360 0), stel pada TOP kompresi silinder 4.



 











Gb. Penyetelan katup TOP kompresi silinder 4


9)    Memeriksa Karburator
Untuk penyetelan karburator gunakan manual sesuai jenis
                     karburator dan merek kendaraannya.
Gangguan pada sistem karburator akan berakibat : tenaga engine berkurang, putaran idel tidak baik dan bahan bakar boros. Perawatan pada sistem karburator meliputi :




a)    Memeriksa katup trotel
- Katup trotel harus membuka penuh saat pedal gas ditekan
                            penuh.
  - Penyetelan dilakukan melalui kabel gas atau baut penyetop
                            pedal gas.





 










Gb. Pemeriksaan katup trotel


 












Gb. Penyetelan pembukaan katup trotel

b)   Memeriksa Pompa Akselerasi
Bensin harus menyemprot keluar dari Jet saat katup trotel terbuka.


 











Gb. Pemeriksaan pompa akselerasi.
c)    Memeriksa Katup Cuk Konvensional
Katup cuk harus membuka penuh bila tombol cuk ditarik penuh dan menutup penuh bila tombol dilkembalikan.






 











Gb. Pemeriksaan katup cuk saat tombol ditarik



 











Gb. Pemeriksaan katup cuk saat tombol dilepas

                        d) Memeriksa Pembuka Cuk Otomatis
    - Memeriksa BVSV mesin dalam keadaan dingin, suhu air
                              dibawah 30 0C, lepaskan slang vakum dari pembuka cuk.


 












Gb. Pelepasan slang vakum penarik cuk








    - Menarik tombol cuk, menekan pedal gas sekali dan
                              menghidupkan engine.



 











Gb. Penarikan tombol cuk engne hidup dan digas
   - Pasang kembali slang vakum, penghubung cuk tidak
                             bergerak.



 










Gb. Pemeriksaan penghubung cuk
   - Memeriksa BVSV keadaan engine panas. Hidupkan mesin
                             sampai suhu kerja, matikan lalu lepaskan slang vakum dari
                             pembuka cuk.


 











Gb. Pelepasan slang vakum dari penghubung cuk













-Tarik tombol penuh, tekan pedal gas sekali, dan kembalikan
  tombol  posisi setengah.


 












Gb. Tombol cuk posisi setengah
-          Pastikan nok idel tinggi pada langkah kedua, dan hidupkan 
engine.










Gb. Pengecekkan nok idel tinggi pada langkah kedua
- Pasang kembali slang vakum, pastikan linkage cuk bergerak dan
  nok idel tinggi dibebaskan pada langkah ketiga. Pada saat tombol
  cuk ditekan habis, putaran engine kembali idel. Perhatikan
  gambar berikut :



 












Gb. Nok idel tinggi pada langkaah ketiga
10) Penyetelan Putaran dan Campuran Idel  
(Gunakan selalu buku manual sesuai merek kendaraan dan Tahun pembuatannya).
Dalam penyetelan putaran dan campuran idel, perlu diperhatikan hal-hal berikut :
- Saringan udara dalam keadaan terpasang
- Suhu air pendingin normal (suhu kerja)
- Katup cuk terbuka penuh
- Semua perlengkapan tambahan dimatikan
- Semua saluran vakum terpasang
- Transmisi pada posisi netral
- Saat pengapian benar-benar tepat (sudah distel)
- Tachometer dan pengukur vakum terpasang
- Pengukur CO pada posisi NOL siap pakai.

a) Lepaskan slang HIC dan sumbatlah ujung slangnya.

 










Gb. Pelepasan slang HIC

b) Membuka kap pembatas idel
Membuka kap pembatas idel pada skrup pengatur campuran idel jika terpasang seperti gambar berikut :


 











Gb. Cara membuka kap pembatas idel

c) Menyetel idel pada putaran spesifikasi
Menyetel putaran idel pada putaran spesifikasi (600-800 Rpm), dengan jalan menyetel sekrup pengatur seperti berikut :





 













Gb. Penyetelan putaran idel



d) Menyetel vakum maksimum
Stel hingga vakum maksimum dengan memutar sekrup pengatur   campuran idel dengan SSTseperti berikut :



 














Gb. Penyetelan vakum maksimum


e) Menyetel putaran dan campuran idel
Ulangi penyetelan putaran dan campuran hingga vakum benar-benar maksimum seperti berikut :



 













Gb. Penyetelan putaran dan campuran idel

f) Cek putaran dan campuran idel
Pengecekan setelan putaran dan campuran idel dengan menarik link gas kemudian melepaskan kembali. Pastikan Rpm kembali ke posisi spesifikasi seperti berikut :






                                                 





Gb. Pengecekan setelan putaran dan campuran idel
11)  Mengukur Konsentrasi CO Pada Gas Buang
- Menaikkan putaran sekitar 200 Rpm selama 30 – 60 detik.
- Tunggu 1 menit, baru lakukan pengukuran. Pengukuran
                          harus dilakukan selama 3 menit seperti berikut :









 






                                                                 




Gb. Pengukuran konsentrasi CO
- Jika seluruh  pekerjaan penyetelan sudah selesai, kembalikan
slang katup HIC seperti semula dan pasang kap pembatas idel   yang baru seperti berikut :









 



                                                        







Gb. Pemasangan slang katup HIC dan Kap pembatas idel.

12) Memeriksa Tekanan Kompresi Engine
       - Panaskan engine sampai suhu kerja
       - Lepas semua busi


 











Gb. Melepas busi








- Melepas kabel tegangan tinggi dari koil pengapian agar
                          aliran skunder terputus.



 












Gb. Pelepasan kabel tegangan tinggi koil
- Memasang kompresi tester pada lubang busi, buka trotel
                          penuh dan start engine pada putaran : 250 Rpm selama
                          maksimal 3 detik. Baca hasil pengukuran antara 9 – 12
                          kg/cm2 (sesuaikan dengan manual merek kendaraan) yang
                          diukur.










 





                                                                              






Gb. Pemeriksaan tekanan kompresi





















Tes formatif
                        1) Jelaskan yang dimaksud dengan Tune-up engine.
                        2) Sebutkan 15 pekerjaan Tune-up engine.
                        3) Sebutkan 8 alat tester yang digunakan untuk pekerjaan Tune-up
                            motor bensin.
                        4) Sebutkan 5 pekerjaan tune-up pada sistem pendingin.
                        5) Sebutkan 4 pemeriksaan pada baterai.
                        6) Apa akibatnya bila kapasitas oli kurang ?
                        7) Apa akibatnya bila busi kotor, tahanan kabel melebihi ketentuan ?
                        8) Sebutkan 8 pemeriksaan/penyetelan terkait dengan distributor.
                        9) Engine 4 silinder FO 1342, pada TOP kompresi silinder 4 katup
                            mana saja yang bisa disetel ?
                        10) Sebutkan 6 pemeriksaan pada karburator.
                        11) Sebutkan 9 ketentuan sebelum menyetel putaran dan campuran
                              idel.
                        12) Sebutkan 2 prasyarat pengetesan tekanan kompresi.


c.  Rangkuman 1

                        1) Perawatan komponen-komponen engine dilaksanakan dengan
                            pekerjaan Tune-up engine.
2) Tune-up engine : mengembalikan kinerja engine secara maksimal.
                            dengan, memelihara, menyetel dan mengganti komponen yang
                            mendukung kinerja engine.
3) Pekerjaan Tune-up meliputi :
                                    a) Sistem pendingin
                                    b) Tali kipas
                                    c) Saringan udara
                                    d) Baterai
                                    e) Oli mesin
                                    f) Busi
                                    g) Kabel tegangan tinggi
                                    h) Distributor
i)     Baut kepala silinder dan penumbuk katup
j)     Celah katup
k)    Karburator
l)     Putaran idel
m)  Konsentrasi CO
N) Tekanan kompresi.

4) Alat tes sistem pendinginan adalah Radiator tester.
5)    Pengukuran tegangan tali kipas antara pompa air dan alternator, antara engkol dan kompressor.
6)    Pengukuran baterai meliputi : kondisi terminal, kondisi kotak baterai dan berat jenis elektrolit.
7)    Perawatan sistem pelumasan : kondisi dan kapasitas oli, penggantian saringan oli.
8)    Perawatan busi : membersihkan , menyetel atau mengganti busi.
9)    Tahanan kabel tegangan tinggi kurang dari 25 kW.
10) Pemeriksaan distributor meliputi : tutup dan terminal-terminal
tutup distributor,rotor, governor advancer, vakum advancer, penyetelan celah platina dan sudut dwell.
11) Prosedur menyetel pengapian : hidupkan engine, pasang timing
light, lihat tanda penyesuai, tepatkan dengan menggerakkan distributor.
12) Prosedur menyetel celah katup : Kencangkan baut kepala
silinder dan penunjang batang penumbuk, posisikan tanda timing pada TOP kompresi silinder 1, setel katup buang silinder 1 dan 3 dan katup masuk silinder 1 dan 2. Putar 360 0 Setel katup masuk dan buang yang belum disetel.
13) Pemeriksaan Karburator meliputi : kerja trotel,pompa akselerasi,
      cuk,  pembuka cuk, putaran dan campuran idel.
14 Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyetel putaran dan
campuran idel : air filter terpasang, suhu air normal, cuk membuka penuh, perlengkapan tambahan mati, semua slang vakum terpasang, transmisi netral, pengapian tepat, tacho dan pengukur vakum terpasang dan meteran CO posisi NOL siap pakai.
15) Prosedur tes tekanan kompresi : Panaskan engine, membuka 
     semua busi, melepas kabel tegangan tinggi koil, memasang alat
      tes, menstarter engine dan membaca hasil pengukuran.